2/22/2011

Jepang, Korea, Cina, India, Iran, dan Malaysia Sudah Bikin Mobil. Kapan Indonesia?

Posted on by A Nizami

Berikut adalah daftar negara-negara Asia pembuat mobil. Mobil buatan mereka bukan hanya dipakai oleh rakyatnya sendiri, tapi juga diekspor ke luar negeri hingga AS, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya.
Tentu perjuangan mereka dalam membuat mobil sangat berat dan butuh waktu lama. Pertama mobil buatan mereka sangat jelek dan tidak dipandang sebelah mata. Namun akhirnya justru jadi mobil bergengsi yang diminati bahkan oleh negara adikuasa macam AS yang merupakan pionir pembuat mobil.
Mobil Jepang
Boleh dikata Jepang adalah negara Asia pertama yang membuat mobil. Mobil pertama buatan mereka adalah Takuri pada tahun 1907 yang cuma dibuat 10 buah sebelum akhirnya bangkrut.
Perusahaan tersebut bangkrut karena saat itu Jepang masih jadi negara miskin. Semurah apa pun masyarakat kebanyakan masih belum mampu membeli kendaraan yang termurah.
Setelah itu berdiri pabrik mobil lainnya seperti Daihatsu (1907), Isuzu (1910), Mitsubishi (1917) dan DAT (1914), yang kemudian jadi Datsun.
Kebanyakan orang Amerika belum pernah mendengar nama-nama Mobil Jepang hingga Toyota yang didirikan tahun 1937 membuka cabang di AS tahun 1957 dan mulai mengimpor Toyopet Crown dan Land Cruiser.
Nissan menyusul di tahun 1960, tapi banyak penduduk AS kurang menyukainya karena mobil tersebut sebetulnya untuk jalan Jepang yang kotor sehingga lambat dan berbentuk seperti truk.
Namun teknologi otomotif Jepang terus berkembang. Tahun 1963 Datsun Sports Roadster dan 1965 Toyota Corona merajai AS karena nyaman dikendarai, irit, dan handal. Dengan melonjaknya harga minyak, mobil-mobil Jepang yang irit lebih digemari ketimbang mobil AS yang boros bensin.
Inilah foto-foto mobil Jepang terakhir:
Untuk mencapai kesempurnaan memang butuh waktu panjang. Tak mungkin bisa langsung bagus/sempurna.
Mobil Korea Selatan
Sejarah pembuatan mobil di Korea berawal pada Agustus 1955 saat Choi Mu-seong (montir mobil) bersama 3 saudaranya memasang mesin pada mobil Jip AS yang dimodifikasi dengan nama “Sibal”.
Tahun 1960, pabrik mobil Sinjin (artinya Era Baru) meluncurkan Sinjin Publica dengan bekerjasama dengan Toyota. Pemerintah Korea mengumumkan “Kebijakan Promosi Industri Mobil” di tahun 1962 untuk melindungi industri mobilnya yang masih bayi (baru). Pembuat mobil luar negeri dilarang beroperasi kecuali dengan bekerjasama dengan industri lokal.
Kebijakan itu memicu lahirnya perusahaan-perusahaan mobil Korea seperti:
* Kyeongseong Precision Industry, yang kemudian jadi “Kia Industry”, mulai merakit mobil bekerjasama dengan Mazda di tahun 1964.
* Ha Dong-hwan Automobile Industry Co. (kemudian jadi SsangYong Motor Company)
* Saenara Automobile, bekerjasama dengan Nissan Motor Co. Merupakan pembuat mobil pertama di Korea yang dilengkapi dengan fasilitas perakitan mobil yang modern.
Asia Motors Company didirikan tahun  1965, dan  Hyundai Motor Company pada 1968 bekerjasama dengan Ford Motor Company.
Meski demikian, perusahaan-perusahaan tersebut hingga tahun 1970-an cuma sekedar Perakit Mobil di mana onderdilnya diimpor dari luar negeri.
Mobil Korea yang pertamakali diproduksi massal adalah Hyundai Pony di tahun 1976.
Setelah itu program pembuatan onderdil di dalam negeri mulai dilakukan sehingga akhirnya tahun 1990 ekspor mobil Hyundai’s ke AS menembus angka 1 juta. Di tahun  1992  ScoupeTurbo memenangkan reli the Pikes Peak Hill Climb Rally, dan di tahun 1993  Elantra terpilih sebagai “Best Car of 1993″ di Australia. Hyundai’s Accent meraih  Canadian Best Buy Award di 1995, dan Avante juga menang reli Asia-Pacific Rally di tahun itu.

Mobil Cina
Tahun 1931 Zhang Xueliang membuat sebuah truk bernama Ming Sheng. Tahun 1956 Pabrik Mobil Modern pertama First Automobile Works mulai berproduksi.
Tahun 1992 Cina memproduksi 1 juta mobil. Tahun 2009 memproduksi 13,79 juta mobil, di mana  8 juta adalah mobil penumpang (Sedan, SUV, MVP), dan 3,41 juta adalah kendaraan komersial (bis, truk, dan traktor). Bayangkan, jika harga 1 mobil Rp 100 juta, maka dengan 13,79 juta mobil, Cina mendapat Rp 1.379 trilyun dari industri mobil. Jumlah tersebut cukup untuk menghidupi 13 juta rakyatnya.
44.3% dari pasar mobil Cina dikuasai merk lokal (BYD, Lifan, Chang’an (Chana), Geely, Chery, Hafei, Jianghuai (JAC), Great Wall, Roewe, Martin Motors, etc.). Sisanya diproduksi bersama dengan pembuat mobil luar negeri seperti Volkswagen, General Motors, Hyundai, Nissan, Honda, Toyota, dan sebagainya. Sebagian besar dipakai di Cina. “Hanya”  369.600 mobil yang diekspor ke luar negeri.
Bahkan Cina mampu membuat mobil tanpa pengemudi Hongqi HQ3 yang dapat melaju dengan kecepatan 130 km/jam tanpa bingung. Mobil ini dibuat oleh China’s First Auto Works.
Selain itu ada juga mobil BYD F6DM yang merupakan mobil listrik yang bisa dibuat hybrid. Mobil ini bisa melaju dengan kecepatan 160 km/jam dan dapat menempuh jarak 420 km. Dengan baterai Lithium, pengisian ulang hingga 70% hanya 10 menit saja di Stasiun Pengisi Khusus.
Di bawah adalah foto Mobil Chery QQ yang sudah dijual di Indonesia dan Mobil Listrik Flybo yang dieskpor ke AS:
Mobil India
Kendaraan India yang pertama masuk ke Indonesia adalah Bajaj pada tahun 1980-an. Merupakan kendaraan roda 3 yang berisik, boros, dan suspensinya keras. Namun jadi kendaraan rakyat yang cukup bandel dan bertahan hingga sekarang (30 tahun lebih).
Selain itu produsen Mobil India Tata membuat mobil termurah di dunia, Tata Nano dengan harga sekitar US@ 2.500 (Rp 25 juta). Mobil ini diekspor hingga Eropa.
Mobil Iran
Iran pun tidak kalah dalam membuat mobil sendiri untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Iran merupakan produsen mobil terbesar ke 12 di dunia dengan produksi hampir 1,4 juta mobil/tahun. Produsen Mobil Iran menguasai hampir 100% dari Pasar Mobil dalam negeri mereka.
Mobil buatan Iran seperti Samand dan Khodro tak kalah bagus dengan mobil buatan Eropa.
Runna, produsen mobil terbesar ke 3 di Iran memproduksi mobil yang dilengkapi dengan airbag, antilock brakes, power steering, dan power windows.




Mobil Malaysia
Negara tetangga yang serumpun dengan jumlah penduduk kurang dari 30 juta, Malaysia juga tak kalah dalam membuat sendiri mobilnya. Atas perintah PM Malaysia Mahathir Muhammad tahun 1983, didirikan pabrik Mobil Proton yang merupakan BUMN dengan bekerjasama dengan Mitsubishi. Mobil produksi pertamanya adalah Proton Saga. Proton jadi satu-satunya produsen Mobil Malaysia hingga tahun 1993 berdiri perusahaan pesaingnya, Perodua.
Proton Saga bunyinya seperti “Potong Harga” karena harganya 20% lebih murah daripada mobil sejenis buatan luar negeri. Produksi tahunannya sekitar 100 ribu buah beberapa diantaranya diekspor ke luar negeri seperti Inggris, Australia, dan juga Indonesia.

Mobil Indonesia?
Dengan SDM yang lebih unggul dari Malaysia dan Pasar 8x lipat lebih banyak, seharusnya Indonesia sudah bisa membuat mobil sendiri. Soeharto pernah ingin membuat mobil nasional sendiri, namun sayang karena KKN jatuh ke tangan anak-anaknya sendiri yang ternyata tak berhasil membuat Mobil Nasional. Sekedar importir/perakit belaka.
PT INKA dan beberapa perusahaan mobil lain sebetulnya bisa membuat mobil. Namun karena kurang modal, belum sampai tahap produksi massal. Silahkan lihat selengkapnya di sini:
Ketimbang mengucurkan ratusan trilyun rupiah kepada para Bankir yang nyaris tidak ada hasilnya, ada baiknya pemerintah meminjamkan Rp 3-5 trilyun kepada 3 pembuat mobil lokal terkemuka seperti PT INKA sehingga industri otomotif Indonesia bisa berkembang.
Jika Indonesia mampu memproduksi mobil sendiri sebanyak 1 juta/tahun, maka dengan harga Rp 100 juta/mobil saja sudah didapat Rp 100 trilyun. Jika keuntungannya 10% saja, maka sudah didapat keuntungan Rp 10 trilyun/tahun. Paling tidak bisa membuka lapangan kerja bagi 1 juta rakyat Indonesia di industri otomotif.
Tentu saja pemerintah seperti pemerintah Jepang, Korsel, dan Malaysia, harus melindungi industri otomotifnya.

0 comments:

Post a Comment