9/14/2012

Desain-desain Yukata di Japan tahun 2012

Yukata adalah pakaian tradisional Jepang, sebuah pakaian musim panas untuk pria dan wanita yang lebih santai dibanding kimono, dan biasanya terbuat dari katun atau kain sintetis, serta tidak bergaris. Orang-orang mengenakan yukata untuk pergi menikmati seluruh festival musim panas serta festival kembang api. Anda akan melihat banyak wanita mengenakan yukata di jalan-jalan di Jepang selama bulan Agustus, dengan membawa uchiwa (kipas tradisional Jepang).
Yukata memiliki banyak corak yang imut dan indah, serta tentunya dapat dibeli dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan kimono. Tiap musim panas, banyak sekali penjual yukata yang mengeluarkan desain yukata dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Desain tahun ini tampaknya lebih mengacu ke desain retro dengan warna-warna yang cerah dan menyenangkan.
Manakah dari beberapa desain di bawah ini yang menjadi favorit Anda? Perhatikan juga gaya rambut para model yukata tersebut yang tampak sangat serasi dengan tiap yukata yang mereka kenakan.
Sumber : kawaiikakkoiisugoi.com

9 Hal yang di lihat dengan hati-hati oleh wanita japan saat mencari suami

“Aku suka kepadanya… tapi apakah ia cocok untuk menikah denganku?” Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling penting yang ditanyakan oleh wanita Jepang pada dirinya sendiri saat memilih pasangan seumur hidup. Pernikahan dapat menjadi suatu hal yang membingungkan bahkan dalam situasi yang terbaik, jadi sangat penting untuk memastikan kita membuat pilihan yang tepat saat memilih pasangan untuk menghabiskan sisa hidup kita.
Otome Sugoren, sebuah situs yang menampilkan artikel tentang cinta, hubungan dan pernikahan, membuat sebuah survei untuk para pembaca wanitanya dan mendapatkan hasil seperti di bawah ini. Wartawan yang menyusun info dan menulis artikel ini adalah juga seorang wanita Jepang, sehingga kita dapat merasa yakin dengan keaslian hasil yang didapat. Berikut ini adalah 9 hal yang dilihat oleh wanita Jepang saat mencari pasangan hidup yang cocok :
  1. Apakah ia mempunyai “mother complex”? – Jika ia lebih mengutamakan ibunya dibanding cinta dalam hidupnya, itu adalah suatu hal yang sangat berbahaya. Tidak ada wanita yang mau dinomorduakan oleh suaminya yang lebih memilih ibunya setiap saat. Jika kita menikahi pria seperti itu, bisa-bisa kita harus berhadapan dengan cerewetnya ibu mertua kita yang terus menerus menentukan apa yang harus kita perbuat. Seorang pria harus telah merdeka dari ibunya untuk dapat menikahi seorang wanita Jepang.
  2. Apakah masih ada sisa dari hubungan-hubungan masa lalu? – Salah satu tanda masalah dalam pernikahan adalah ikatan-ikatan yang belum terselesaikan. Mantan kekasih seharusnya disimpan di dalam ingatan di suatu tempat saja, jauh di luar jangkauan yang dapat membahayakan. Tidak boleh ada kontak sama sekali dengan mereka, bagaimana pun jujurnya bentuk kontak tersebut, karena pastinya bakal ada kesalahpahaman.
  3. Apakah ia suka berjudi? – Jika ia memiliki hutang-hutang yang disembunyikan dan tidak dapat menahan diri dari berjudi, waspadalah! Seorang pria yang cukup mudah terbawa suasana untuk membahayakan kondisi finansialnya harus diwaspadai. Beberapa wanita dalam survei menyatakan bahwa mereka akan menutup mata jika kerugian yang ditimbulkan dari berjudi masih dalam batas minimal, katakanlah sekitar 200 dolar setiap bulannya.
  4. Bagaimana perangainya setelah minum-minum? – Perilaku yang tidak normal setelah minum-minum, terutama kekerasan fisik sangat tidak bisa ditoleransi. Jika ia berubah menjadi monster setelah minum-minum maka lupakan saja! Beberapa wanita merasa bahwa kehilangan kendali diri adalah hal yang tidak dapat dimaafkan. Jika ia minum-minum untuk menghilangkan stres, maka sebaiknya ia berolah raga saja.
  5. Apakah ia hidup di dalam batas kondisinya? – Jika ia harus mengendarai mobil mewah yang tidak dapat ia beli, atau harus membeli barang-barang bermerek yang harganya berada di luar jangkauannya, maka saatnya kita untuk berpaling darinya. Jika kita menikah dengannya, artinya kita pasti akan selalu harus bergelut sangat keras untuk memenuhi kebutuhan kita. Satu pengecualian adalah jika ia memiliki sebuah barang mewah yang cocok dikenakan olehnya dan ia jaga baik-baik, itu artinya ia sangat berhati-hati dengan barang-barang yang bernilai untuknya.
  6. Apakah ia memiliki niatan untuk membantu pekerjaan rumah, atau menolong anak-anaknya saat dibutuhkan? – Jika ia menganggap bahwa pekerjaan rumah adalah pekerjaan untuk wanita, maka ia masih hidup di jaman kegelapan. Ia harus menunjukkan bahwa ia memiliki keinginan untuk membantu saat berada di rumah. Bahkan meskipun ia masih tinggal di rumah, akan sangat bijaksana untuk menunjukkan bahwa ia memiliki keinginan untuk membantu tinggal di rumah yang bersih, menyantap makanan yang layak dan mengenakan pakaian yang bersih.
  7. Apakah ia masih memiliki setumpuk figur manga yang ia sembunyikan di lemarinya? – Otaku seperti itu masih dirasa sangat berlebihan oleh wanita. Banyak wanita yang masih merinding memikirkan bahwa calon pasangannya mempunyai tingkat keranjingan seperti itu. Jika ia tidak dapat hidup tanpa figurin-figurin tersebut, ada baiknya ia mengeluarkannya dari lemari sehingga sang wanita dapat merasa terbiasa melihatnya – atau bahkan lambat laun mulai menghargai nilai dari figurin-figurin tersebut.
  8. Apakah ia dapat melewati masa-masa sulit? – Jika ia tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaannya apakah ia memiliki tabungan untuk melanjutkan hidup? Keadaan ekonomi yang sedang sulit bukan merupakan hal baru, namun kondisi seperti itu tidak dapat diharapkan untuk membaik dengan tiba-tiba. Wanita butuh seorang pria yang merencanakan masa depannya dengan realistis dan memiliki rencana B jika rencana A tidak berjalan seperti semestinya.
  9. Apakah ia punya masa lalu yang ia sembunyikan? – Jika ia pernah menikah sebelumnya, memiliki seorang anak dan menyembunyikan fakta tersebut, maka kita dapat mengucapkan selamat tinggal padanya. Menyembunyikan fakta sepenting itu hanya akan menimbulkan ketidakpercayaan. Saat dua orang mencoba untuk saling mengenal satu dengan lainnya, kita harus menumbuhkan rasa saling percaya. Seorang pria dapat memutuskan kapan harus mengungkapkan fakta seperti itu hingga tidak akan merusak kepercayaan.
Sebagai informasi, merupakan hal yang lumrah di Jepang bagi seorang pria atau wanita lajang untuk tinggal dengan orangtuanya sampai saatnya mereka menikah. Juga merupakan hal umum bahwa wanita menjadi pengatur keuangan dalam sebuah pernikahan. Sepertinya apa yang diinginkan para wanita Jepang ini adalah hal yang lugas dan jujur, dan sangat masuk akal pula bukan?
sumber : en.rocketnews24.com