1/15/2011

Bola Indonesia yg diakui FIFA

Bola Indonesia yg diakui FIFA


Siapa Bilang Buatan Luar Negeri Pasti  Lebih Bagus Dari Indonesia?
 
Quote:
 
        
        
      
 
Quote:
 
        
        
Metrotvnews.com,  Majalengka: Piala Dunia menjadi berkah tersendiri bagi produsen bola  dalam negeri seperti PT Sinjaraga Santika Sport di Kabupaten Majalengka,  Jawa Barat. Aktivitas produksi bola bermerek Triple S perusahaan  tersebut di  Desa Liangjulang, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten  Majalengka, Jawa Barat, tak pernah berhenti menjelang even internasional  Piala Dunia Afrika Selatan Juni 2010.

Permintaan bola sepak meningkat tajam mencapai 100 persen dari hari  biasanya. Kapasitas permintaan yang sebelumnya hanya berkisar 80 hingga  100 ribu buah, meningkat menjadi 200 ribu buah bola per bulannya.  Setidaknya 200 karyawan serta 2.500 penjahit yang terdiri dari warga  sekitar serta lembaga sosial yang ada, diberdayakan untuk pencapaian  order.

Produksi bola sepak mulai dari bahan dasar, hingga menjadi bola yang  siap pakai, menggunakan peralatan berstandar internasional. Bahan dasar  utama juga didatangkan dari Jepang dan India, untuk menghasilkan bola  bersertifikasi FIFA. Menurut Jefri, pengusaha bola Triple S, dengan  standar FIFA produksi bola Majalengka menjadi produk kepercayaan  sejumlah negara pemesan, terutama Afrika, Brasil, Jepang, serta Belanda.

Tidak hanya negara asing, momen Piala Dunia juga dimanfaatkan pengusaha  lokal untuk memesan produk bola baik untuk sekedar merchandise ataupun  untuk dijual ke masyarakat. Dengan peningkatan order ini, pengusaha bola  Majalengka mampu meraup untung mencapai miliaran rupiah. Selain bola  sepak, PT Sinjaraga juga memproduksi bola voli dan bola basket. Bola  sepak dan bola voli merek Triple S dijual Rp 150 ribu per buah,  sedangkan bola basket dijual Rp 200 ribu per buah      
 
Quote:
 
        
        
BOLA sepak buatan Kadipaten ini ternyata telah  mendapat sertifikat dari federasi internasional sepak bola (FIFA,  Federation Internationale de Football Association). Tidak heran bila  bola tersebut bisa digunakan untuk penyelenggaraan pertandingan pada  Piala Dunia seperti yang kini berlangsung di Afrika Selatan.

Meraih sertifikat standar FIFA tidaklah mudah. Sangat ketat dan  selektif. Menurut Direktur Produksi dan Ekspor Import PT Sinja Raga  Santikan Sport H. Jefry Romdony (26), sangat ketat untuk mendapatkan  sertifikat internasional tersebut. Tidak sembarang bola sepak bisa  mendapatkan sertifikat FIFA.

Selain kualitas bahan, pengujian dilakukan juga bagaimana daya pantul  bola tersebut. Lalu diukur juga seberapa besar lingkar bola apabila  terkena air, bagaimana daya pantulnya bila terkena air dan sederet  kriteria kualitatif lainnya.

Setelah melalui pengujian yang tidak ringan itu, bola sepak buatan  Kadipaten berhasil lulus. Kini telah memperoleh sertifikat FIFA dan  tercatat sebagai perusahaan yang memasok kebutuhan bola sepak untuk  perhelatan sepak bola internasional.

"Bola yang kita buat telah mendapat sertifikat FIFA. Bahkan bola  Kadipaten sebejumnya pernah dipakai pada Piala Dunia pada tahun 1998  lalu," ungkap Jefry sambil memperlihatkan daya pantul bola, bidang  lingkar setelah terkena air, seperti layaknya tes bola yang dilakukan  oleh FIFA.      
 
Quote:
 
        
        
Jika kita menelusuri halaman web salah satu  organisasi sepak bola dunia yaitu FIFA (Fédération Internationale de  Football Association), pada kolom lapangan dan peralatan, Anda pasti  akan menemukan salah satu produsen dari Indonesia di antara 90-an  produsen di dunia yang berhasil mendapatkan izin FIFA untuk kategori  produk bola sepak.

Dengan menyandang merek 'Triple S', PT Sinjaraga Santika Sport yang  beralamat di Jalan Liangjulang no.104 Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat  mencoba menerapkan strategi-strategi untuk menembus persaingan pasar  dunia, salah satunya adalah strategi memenuhi standar kualitas kelas  dunia dan memegang lisensi dari FIFA.

Walaupun sulit dan memakan waktu serta biaya yang tidak sedikit,  akhirnya kita berhasil mendapatkan izin tersebut, intinya agar salah  satu produk dari Indonesia bisa mendapat pengakuan dunia serta bersaing  dengan merek-merek kenamaan dunia lainnya," ujar Irwan Suryanto,  Direktur Utama Triple S.      
 
Quote:
 
        
        
Bahkan Pernah Dipakai Di PD  Korea

Majalengka (ANTARA News) - Ekspor bola sepak  produksi dari Majalengka, Jawa Barat, tujuan negara tuan rumah Piala  Dunia 2010, Afrika Selatan, meningkat hingga empat kali lipat dari  biasanya.

Direktur Produksi dan Ekspor-Impor PT Triple S Majalengka Jefry  Romdonny, di Majalengka, Sabtu, menyebutkan ekspor bola ke Afrika  Selatan sebelumnya hanya satu kontainer ukuran 20 feet dalam setiap  pengiriman dengan kapasitas 8.316 buah bola.

Namun, menurut dia, sejak awal 2010 ekspornya meningkat hingga dua  kontainer ukuran 40 feet per bulan.

"Kami hanya memenuhi permintaan pembeli. Kami tidak tahu bola itu  digunakan untuk pertandingan di Piala Dunia nanti atau tidak. Yang pasti  kiriman ke Afrika Selatan meningkat hingga empat kali lipat dari  sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan awal kerja sama ekspor bola sepak ke Afrika Selatan paa  2006. Awalnya ada seorang pembeli asal Afrika Selatan mengunjungi  pabriknya sambil membawa sampel bola yang diproleh dari Timur Tengah.

"Setelah kami lihat, ternyata bola tersebut sama persis dengan yang kami  buat. Sejak itu, dia pesan ke kami, dan pengirimannya langsung ke  Afrika Selatan," katanya.

Peningkatan pesanan bola sepak juga terjadi untuk ekspor ke sejumlah  negara lain di antranya Jepang, Malaysia, Singapura, dan sejumlah negara  di Timur Tengah. Pihaknya bahkan sampai kewalahan memenuhi permintaan  ekspor tersebut, karena keterbatasan tenaga kerja.

Menurut dia, tenaga kerja pembuat bola sepak di pabriknya saat ini  sebanyak 200 orang, ditambah 2.500 perajin yang tersebar di empat  kabupaten yaitu Majalengka, Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon,  Kuningan, serta Kabupten Indramayu.

"Namun, kami hanya mampu memproduksi 100.000 buah bola per bulan,  sehingga masih jauh dari permintaan sejumlah negara yang mencapai  250.000 bola per bulan," katanya.

Meskipun bola sepak produksi PT Triple S di Jalan Liangjulang,  Kadipaten, Kabupaten Majalengka ini merupakan buatan tangan, namun Jefry  memastikan kualitasnya tidak diragukan lagi, karena telah diakui dunia  hingga memperoleh sertifikat lisensi dari federasi sepak bola dunia,  FIFA pada 2009.

"Bahkan bola buatan kami pernah digunakan pada Piala  Dunia di Korea," katanya.      
 
Quote:
 
        
        
YANG MIRIS!!!

Ternyata, denger punya denger, bola yang dipakai oleh PSSI dalam tiap  pertandingan merupakan bola buatan luar negeri, bukan produk DALAM  NEGERI

      
 
Quote:
 
        
         Kontak Perusahaannya nih, gak ada maksud promosi, ane gak ada  hubungan apapun dengan ini. Karena notabene ane masih sekolah

PT Sinjaraga Santika Sport
(Bola Sepak Triple S)

Jl Liangjulang 104, Kadipaten Majalengka 45452, JAWA BARAT

tlp: (0223) 661514
fax: (0223) 661719      
 
Quote:
 
        
        
Tanggapan Pemilik Triple S  Terhadap Jabulani

"Jabulani adalah bola cacat, terbukti dari banyaknya komplain para  pemain. Masalah jabulani bisa dimasukkan sebagai bola FIFA karena adanya  pembayaran 1,8 Trilyun."

Kurang lebih gitu deh, CMIIW, soalnya gak ada di internet dan ane denger  dari berita. Seingat ane sih begitu. Kalau ada yang lihat beritanya,  tolng beri konfirmasi yah       
 
Quote:
               

0 comments:

Post a Comment