Motto : Swa Bhuwana Paksa
Artinya : Sayap Tanah Air
Elemen-Elemen :
1. Sayap yang mekar melukiskan kesiap-siagaan prajurit udara RI untuk melindungi tanah air.
2. Anak Panah dalam cengkeraman menyatakan, bahwa TNI AU senantiasa siaga untuk mengusir musuh-musuhnya.
3. Perisai dengan peta seluruh kepulauan Indonesia melukiskan wawasan yang harus dilindungi.
4. Butir Padi berjumlah 45 buah melukiskan tahun kemerdekaan RI
5. Biji Kapas di antara butir-butir padi yang berjumlah 8 buah melukiskan bulan kemerdekaan RI
Tugas TNI AU
Tugas pokok TNI AU adalah menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) dan hukum internasional yang telah diratifikasi, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI matra udara di bidang pertahanan.
Peran TNI AU
TNI AU adalah bagian dari TNI yang berperan, sebagai alat negara di bidang pertahanan di udara, yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara, yang diwujudkan dalam kegiatan Operasi Militer Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) meliputi :
1. Operasi Militer untuk Perang terdiri atas :
a) Operasi Pertahanan Udara, meliputi kegiatan Operasi Hanud Aktif dan Operasi Hanud Pasif.
b) Operasi Serangan Udara Strategis, meliputi kegiatan Operasi Pengamatan dan Pengintaian Udara Strategis, Operasi Penyerangan Udara dan Operasi Perlindungan Udara.
c) Operasi Lawan Udara Ofensif, meliputi kegiatan Operasi Penyerangan dan Operasi Perlindungan Udara.
d) Operasi Dukungan Udara, meliputi kegiatan Operasi Penyekatan Udara, Operasi Serangan Udara Langsung, Operasi Pengungsian Medis Udara, Operasi Angkutan Udara, Operasi Patroli Udara, Operasi Pengintaian Udara Taktis, Operasi Pengisian Bahan Bakar di Udara, Operasi Perlindungan Udara, Operasi SAR Tempur, Operasi Pengamanan Alutsista, Operasi Bantuan Tembakan Udara dan Operasi Khusus.
e) Operasi Informasi, meliputi kegiatan Operasi Lawan Informasi Ofensif dan Operasi Lawan Informasi Defensif.
2. Operasi Militer Selain Perang (OMSP) berupa Operasi Pertahanan Udara, Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi, dalam rangka :
a) Mengatasi gerakan separatis bersenjata.
b) Mengatasi pemberontakan bersenjata.
c) Mengatasi aksi terorisme.
d) Mengamankan wilayah perbatasan.
e) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis.
f) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri.
g) Mendukung mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta keluarganya.
h) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini dalam rangka sistem pertahanan semesta.
i) Membantu tugas pemerintahan di daerah.
j) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang.
k) Mendukung mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan asing yang sedang berada di Indonesia.
l) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan.
m) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
n) Membantu pemerintah untuk pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.
Visi & Misi TNI AU
Visi
Terwujudnya postur TNI AU yang professional, efektif, efisien, modern, dinamis dan handal dalam rangka menegakkan serta mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi
* Mewujudkan kemampuan dan kekuatan sistem, persone1, materiil alut sista dan fasilitas untuk memenuhi postur TNI AU yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas dan fungsi.
* Meningkatkan kemanpuan penyelenggaraan fungsi-fungsi intelijen dan pengamanan dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi TNI AU.
* Melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas TNI AU baik dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
* Melaksanakan kegiatan bantuan kemanusiaan dan bakti sosial dalam rangka membantu otoritas sipil untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi terwujudnya keamanan dalam negeri dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
* Meningkatkan kerjasama militer dengan negara-negara sahabat dalam rangka menciptakan kondisi kemanan nasional, regional dan internasional serta untuk meningkatkan hubungan antar negara.
* Melaksanakan penelitian dan pengembangan terhadap strategi dan sistem pertahanan, sumber daya manusia, serta kemampuan dan pendayagunaan industri strategis nasional untuk kepentingan pertahanan matra udara.
* Meningkatkan pemberdayaan fungsi perencanaan, pengendalian dan pengawasan dilingkungan TNI AU melalui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pernerintah.
Sejarah Singkat TNI AU
Sejarah lahirnya TNI AU bermula dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu sangat kekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. Sejalan dengan perkembangannya berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), pada tanggal 5 Oktober 1945 dengan nama TKR jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara, maka pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti dengan Angkatan Udara Republik Indonesia, kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Salah satu Sejarah monumental yang selalu diperingati jajaran TNI AU tiap tahun adalah apa yang dinamakan Hari Bhakti TNI AU. Peringatan Hari Bhakti TNI AU, dilatar belakangi oleh dua peristiwa yang terjadi dalam satu hari pada 29 Juli 1947. Peristiwa Pertama, pada pagi hari, tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Peristiwa Kedua, jatuhnya pesawat DAKOTA VT-CLA yang megakibatkan gugurnya tiga perintis TNI AU masing-masing Adisutjipto, Abdurahman Saleh dan Adisumarmo. Pesawat Dakota yang jatuh di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta itu, bukanlah pesawat militer, melainkan pesawat sipil yang disewa oleh pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Malaya.
Penembakan dilakukan oleh dua pesawat militer Belanda jenis Kittyhawk, yang merasa kesal atas pengeboman para kadet TNI AU pada pagi harinya. Untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan ketiga perintis TNI AU tersebut, sejak Juli 2000, di lokasi jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA (Ngoto) telah dibangun sebuah monumen perjuangan TNI AU dan lokasi tersebut juga dibangun tugu dan relief tentang dua peristiwa yang melatar belakanginya. Di lokasi monumen juga dibangun makam Adisutjipto dan Abdurachman Saleh beserta istri-istri mereka.
Pesawat Merah Putih Pertama
Hari itu 27 Oktober 1945, sehari menjelang peringatan 17 tahun Sumpah Pemuda, di Pangkalan Maguwo, Yogyakarta terlihat ada kesibukan. Nampak para teknisi sedang berada di sekitar sebuah pesawat Cureng yang bertanda bulat Merah Putih, mempersiapkan segala sesuatunya untuk sebuah penerbangan yang direncanakan. Mereka menginginkan sebuah pesawat Merah Putih terbang hari itu, untuk membangkitkan Sumpah Pemuda.
Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Adi, adalah satu-satunya penerbang Indonesia yang berada di Pangkalan Maguwo. Hari itu, Pak Adi akan terbang bersama Cureng Merah Putih. Upaya itu membawa hasil.
Pak Adi membawa terbang Pesawat Cureng Merah Putih tersebut berputar-putar di Angkasa Pangkalan Maguwo disaksikan dengan rasa kagum oleh seluruh anggota pangkalan yang berada dibawah. Itulah awal mula sebuah pesawat Indonesia bertanda Merah Putih terbang di angkasa Indonesia yang merdeka.
Kepala Staf Angakatan Udara (KASAU) Dari Masa Ke Masa
1. Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma
9/04/1946 - 19/01/1962
2. Laksamana Madya Omar Dani
19/01/1962 - 24/11/1965
3. Laksamana Muda Sri Mulyono Herlambang
27/11/1965 - 31/03/1966
4. Komodor Udara Roesmin Noerjadin
31/03/1966 - 10/11/1969
5. Marsekal TNI Soewoto Sukendar
10/11/1969 - 28/03/1973
6. Marsekal TNI Saleh Basarah
28/03/1973 - 4/06/1977
7. Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi
4/06/1977 - 26/11/1982
8. Marsekal TNI Soekardi
26/11/1982 - 11/04/1986
9. Marsekal TNI Oetomo
11/04/1986 - 1/03/1990
10. Marsekal TNI Siboen Dipoatmodjo
1/03/1990 - 23/03/1993
11. Marsekal TNI Rilo Pambudi
23/03/1993 - 15/03/1996
12. Marsekal TNI Sutria Tubagus
15/03/1996 - 3/07/1998
13. Marsekal TNI Hanafie Asnan
3/07/1998 - 25/04/2002
14. Marsekal TNI Chappy Hakim
25/04/2002 - 23/02/2005
15. Marsekal TNI Djoko Suyanto
23/02/2005 - 15/02/2006
16. Marsekal TNI Herman Prayitno
15/02/2006 - 28/12/2007
17. Marsekal TNI Subandrio
28/12/2007 - 9/11/2009
18. Marsekal TNI Imam Sufaat
9/11/2009 - Sekarang
0 comments:
Post a Comment